Aainaa Narilsa | extremely high imaginary writer

#020- Hari Ini




Hari ini aku menyimpan segumpal segunung rindu.
Tirai hati yang berlabuh di persimpangan resah dan gelisah.
Namun ku kuatkan jua rasa yang terpendam, yang bertabur di dada.
Bila mananya saat ini aku terlalu ingin berada dalam dakapanmu.
Dekat dengan getar jiwamu, rapat dengan detak jantungmu.
Ingin aku mendengar setiap hembusan nafasmu, begitu dekat dengan halwa telingaku.
Ya Allah, aku rindu akan dirinya.

Hari ini ia berlinang lagi.
Lelah ku menahan, akhirnya ke bumi ia kembali.
Menghalang pemandangan, kabur pandangan.
Diselaputi air mata jernih mengalirnya laju ke pipi mulusku.
Ku pendam kan rindu yang satu. Ku hadirkan tawa di sebalik tangisan itu.
Bila mananya aku perlu kau di sisiku.
Temani aku. Dekat denganku. Saat ini aku terlalu rindu.
Suaramu, gelak tawamu, senyumanmu, sungguh aku rindu.
Figura palsumu tak mungkin dapat memadam api rinduku, yang membuak-buak.
Dari saban hari saban waktu. Memerangkap cinta nan satu, cinta suci itu.
Aku percaya kau juga punya rasa yang sama sepertiku.

Hari ini hatiku menangis lagi.
Bukan kerana disakiti apatah lagi dilukai.
Hanya aku yang merindui.
Ini bukannya kolam-kolam derita yang dicipta.
Namun kolam-kolam api rindu yang kian membara.
Figura palsumu tak mungkin merungkai sulitnya erti rindu.
Saat ini aku jatuh, jatuh merinduimu.
Namun kekuatan sayang dan cintamu memegang aku.
Menahan diriku agar tidak terus rebah jatuh ke bumi.
Walaupun tidak pada pandangan mata yang benar.
Tapi dapat aku rasakan tanganmu menggenggam aku.
Mengukuhkan semangatku, mengalirkan sayangmu.
Agar ku terus berdiri. Berdiri yakin pasti suatu hari bahagia itu akan menjelma.
Menjanjikan sinar kasih sayang antara kau dan aku.
Tak lagi terseksa oleh api rindu.
Bila sejuknya hati di mana ada engkau dekat denganku




aainaa narilsa




© alexithymia, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena