Aainaa Narilsa | extremely high imaginary writer

#017- Khilaf Ku





Kalau di renung-renungkan siapa kita tanpa kawan
Wujudkah semuanya tawa, tangis dan airmata?
Kalau di renung-renungkan siapa kita tanpa lawan
Pastinya kita sentiasa di belakang tanpa bergerak ke depan

Aku di sini, meratapi saat-saat manis dulu dengan kawan
Merindui, tak berdaya aku menahan
Perginya mereka menular kejayaan
Namun kenangan itu pasti tiada bandingan

Titik demi titik jatuhnya jernih airmataku
Sebak kesal menjalar di kalbu
Kalau bisa aku putar-putarkan butang 'rewind' seperti lagu
Akan aku hargai detik detik berharga itu

Bodoh jahilnya aku melukai hati si sahabat
Sepi mendatang dia membawa ubat
Tidak ku endah tidak ku ambil berat
Kini penyesalan ku tiada penamat

Kawan, sahabat, jika kau bisa dengar rintihan ini
Maafkan aku, ku kumpulkan kata ampun dari hati
Ku ukirkan sejuta kata maaf , hingga tiada lagi kata bisa menandingi
Adapun yang telah terjadi tak bisa berulang kembali

Aku ingin merasai riangnya hati bersama kalian
Terdengar, terbayang saat-saat terindah
Melewati hari-hari nan mesra, penuh dengan senyum tawa
Hujan, panas terik, ribut taufan, kita redah ke depan bersama
Tak di endahkan bahaya mendatang
Asalkan kita tetap, bersatu mengecapi, menggapai nikmat bahagia

Kalau bisa aku bisikkan kata
Aku rindu,
Aku rindu dirimu kawan ku.



aainaa narilsa




© alexithymia, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena